
“Pilu hati ini
Maka aku kagum
pada kematianku....”
Aku kian kehilangan kesempatan untuk
berbagi cinta dan sayang.
Dari hari-hariku hanya menunggu seorang perempuan yang membawa
segenggam cinta putih
yang dibungkus kasih dan sayang.
Satu jam ditambah hari-hari yang pilu,
aku menanggung sakit.
Masuk rumah sakit,
tapi tak ada tanda-tanda penyakit.
Tak ada yang tahu penyakitku,
sepertinya kaupun sama.
maka kusimpan saja didalam hati.
Cinta itu terlalu indah untuk cepat pergi,
terlalu pagi untuk cepat mati,
atau mematahkan usia dan
mengubur sejuta hari dimuka.
Aku rasa tak harus mati
untuk menunggu terlalu lama.
Disembarang waktu,dilorong manapun,
disepanjang koridor yang sunyi
aku lantunkan tangis panjangku
dan kupanjatkan doa.
”sadarkan dia dan kembalikan dia kepada hamba”
“kenapa tak kau beri aku waktu untuk menyusuri hari lebih lama lagi...”
malam-malamku garing dan cintakupun semakin mengering.
“pilu hati ini,
telah membuatkumakin
kangen pada maut...”